Si Kaki Besi Jadi Duta Universitas
Tidak butuh waktu lama, hanya beberapa detik, petugas tersebut berhasil memadamkan api dari lilin di pojok sebuah labyrinth. Melewati gang-gang sempit, berkelok-kelok, dan rintangan menghadang. Beberapa detik kemudian, ia melakukan hal yang sama di pojok lainnya. Pekerjaan itu dituntaskan dengan sangat dingin, rapi, tetapi tanpa ekspresi.
Tahukah anda, petugas pemadam api itu sama sekali bukan manusia. Melainkan, sebuah prototipe robot cerdas yang dikembangkan di Laboratorium Robotika Universitas Komputer Indonesia (Unikom), Bandung. Robot-robot inilah merupakan duta pertaruhan nama besar lembaga perguruan tinggi di dalam Final Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2008 pada 14-15 Juni mendatang di Balairung Universitas Indonesia.
Sisa tiga minggu ini betul-betul sangat dimanfaatkan Tim Robotika Unikom untuk mempersiapkan diri dalam babak final nasional KRCI itu. Saat ditemui di laboratorium, Rabu (28/5) lalu, hampir seluruh anggota tim yang berjumlah 10 orang beserta dua dosen pembimbing hadir di sana. Sibuk mengotak-atik teknik dan strategi lomba nantinya.
Menurut Yusrila Y. Kerlooza, salah satu pembimbing, anggota tim bahkan sempat dikarantina (tidak boleh pulang) sejak beberapa pekan terakhir untuk persiapan. Tahun ini, tingkat kesulitan kompetisi diprediksi bakal lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Baik dalam hal variasi medan serta tingkat rintangannya.
”Pada seleksi regional saja, di tempat lain, ada beberapa divisi yang tidak ada juara. Karena, tidak berhasil melewati treshold (batas),” tuturnya. Robot-robot cerdas ini punya kemampuan istimewa yaitu membaca arah, melewati rintangan, memadamkan api, hingga memindahkan benda sesuai yang diprogramkan. Kuncinya ada pada pembuatan alogaritma, yaitu kode program yang tersimpan di microprocessor robot. Fungsi, tugas, dan cara kendali robot bergantung pada alogaritma ini.
Satu unit robot ini bernilai investasi Rp 9 juta. Biaya risetnya dua kali lipatnya. Secara fisik, bentuknya seperti mobil tank mainan yang mampu berputar ke arah 360 derajat. Desain ini dikembangkan sendiri. Alatnya terdiri dari sensor ultrasonik (pembaca bentuk ruang), sensor infra merah, alat navigasi, sensor api (pembaca panas), processor (otak), dan motor (kendali) yang memiliki kontrol percepatan.
Menurut Yusrila, bisa saja prototipe robot ini nantinya dikembangkan menjadi pemadam kebakaran sungguhan. ”Kan tidak sedikit pemadam kebakaran yang meninggal akibat terkena reruntuhan (api). Keberadaan robot-robot ini bisa mengurangi resiko dari kematian ini,” ucapnya.
Tiga kampus dari Jabar
Unikom merupakan satu dari empat perguruan tinggi dari Jawa Barat yang lolos ke Final KRCI 2008. Tiga lainnya Institut Teknologi Bandung, Politeknik Bandung, dan Universitas Indonesia. Namun, hanya Unikom satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang meloloskan wakilnya ke seluruh divisi (kategori) lomba yaitu Senior Beroda, Senior Berkaki, Expert Single, dan Expert Swarm. Keempat tim itu adalah Du 114-V8, NexT 116, iQrU-112, dan DU-102.
Wajarlah jika Rektor Unikom Eddy Soeryanto Soegoto optimis, keempat timnya mampu meraih gelar juara pada semua divisi di KRCI 2008 ini. Optimisme ini muncul mengingat gemilangnya prestasi tim robot Unikom pada seleksi tingkat Regional II (DKI Jakarta, Banten dan Jabar). Tim ini menyapu bersih perolehan juara pada empat kategori. Tahun lalu, Unikom berhasil merebut dua gelar juara pada Divisi Senior Beroda dan Senior Berkaki.
Eddy pun berjanji memberikan penghargaan khusus berupa beasiswa dan fasilitas pendidikan lainnya bagi mahasiswa dan dosen yang sukses mengantarkan tim ini sebagai juara. Sejak 2005, robotika menjadi salah satu kelompok keahlian unggulan di Unikom. Di kampus ini didirikan pula unit kegiatan mahasiswa bernama Divisi Robotika dan kini menjadi salah satu UKM favorit mahasiswa. Bahkan, laboratorium ini dilindungi dengan akses kontrol. Hanya pemegang akses saja yang bisa masuk.(Kompas Daily Copyright, Publish @ 30/5/2008))
No comments:
Post a Comment