Monday, May 12, 2008

Metamorfosa Mentari Jingga

Metamorfosa Mentari Jingga

(by : Yulvianus Harjono)

Sungguh beruntung aku hari ini. Menjadi saksi metamorfosa Mentari Jingga.
Pancaran sinarnya kian menyala, mendekati sempurna.
Sebuah sinar yang memancarkan asa, modal paling berharga bagi seluruh alam semesta dan dunia .
Ia membiarkan aku meraba sinarnya. Mengaguminya dari dekat.
Meski, aku masih malu-malu. Belum mau mengutarakan : cahayamu sangat indah.

Aku bertanya-tanya, bagaimana mungkin matahari macam ini bisa menciptakan bayangan hitam?
Bayangan hitam pekat yang paling aku benci seisi dunia.

Malam itu sempat kupanjatkan doa melambung ke angkasa...
Kepada Sang Pencipta. Agar, Tuhan sudi menghentikan waktu.
Layaknya ruang hampa udara dan massa di jagat raya yang dapat memerangkap cahaya indah itu selamanya.

Supaya, matahari itu tetap bisa menyala jingga selamanya.
Tidak menjadi supernova yang bukan hanya menyilaukan mata, tetapi juga memekakkan telinga dan membunuh seluruh isi tata surya.
Agar, ketika ku terbangun dari tidur nanti, ia tetap ada di sana. Di angkasa.
Tidak sekedar mimpi yang fana.

(Sebuah memoar dari peristiwa di Hari Minggu (11/5) yang istimewa.
Prosa terinspirasi dari senandung Lagu Rindu "Kerispatih" dan Damai Bersamamu by Chrisye. Prosa yang aku cipta, Senin (12/5) pukul 01.32 dini hari di kamarku melalui Nokia N9500 yg tiap hari kian butut, flapnya mulai rusak, tetapi dia tetap kawan setiaku. Prosa yang membuat jiwaku bergetar, perasaan yang terakhir kali aku rasakan 3 tahun silam ketika menyaksikan Film Spiderman2)

No comments: