Ia Menyentuh Hatiku
(by:Maria Shandi)
BETAPA KUMENCINTAI
SEGALA YANG T’LAH TERJADI
TAK PERNAH SENDIRI JALANI HIDUP INI
SELALU MENYERTAI
BETAPA KUMENYADARI
DI DALAM HIDUPKU INI
KAU SLALU MEMBERI RANCANGAN TERBAIK
OLEH KARENA KASIH
BAPA, SENTUH HATIKU, UBAH HIDUPKU
MENJADI YANG BARU
BAGAI EMAS YANG MURNI
KAU MEMBENTUK BEJANA HATIKU
BAPA, AJARKU MENGERTI SEBUAH KASIH
YANG SELALU MEMBERI
BAGAI AIR MENGALIR
YANG TIADA PERNAH BERHENTI
(Vokal by Maria Shandi)
Yulvi Wrote :Tidak sejak lama aku suka lagu2 worship. Penyanyi yang paling berkesan adalah Nikita. Tetapi, baru-baru ini gw lagi jatuh cinta dengan karyanya Maria Shandi, salah satunya lagu di atas, yang berjudul "Sentuh Hatiku". Gw plesetin jadi "Ia Menyentuh Hatiku". Sebagian kawan2 mungkin sudah tahu kalo lagu ini menjadi theme song FTV produksi MNC (dengan Hary Tanoesoedibjo selaku produser langsungnya) yang biasa memutarkan tema-tema religi Kristiani tiap Minggu malam. Bagi Hary sendiri, yang kini tengah mengembangkan kerajaan medianya, FTV ini bisa jadi wujud persepuluhannya (charity).
Terlepas dari semua itu, lagu yang diisi vokal indah nan bening Maria Shandi ini sangatlah berarti dan menginspirasi. Bagiku, syair lagu ini seolah menyindir dan mewakili perjalanan hidupku, setidaknya dalam beberapa hal, khususnya cinta dan kasih.
Manusia kadang memang wajar untuk naif, menonjolkan cinta dengan tipe eros. Cinta yang disisipi rasa pamrih, hasrat, keinginan saling berbagi, dan memiliki. Padahal, tanpa kita sadari, masih banyak elemen cinta yang tidak didasari prinsip timbal balik. Elemen cinta inilah yang salah satunya mendasari Tuhan melahirkan alam semesta dan manusia. Layaknya orangtua yang bagaimanapun juga selalu mencintai putranya yang bengal dan murtad, seperti pula cerita cinta hujan yang meniadakan awan. Seperti cinta Sang Penebus dosa kepada para manusia pendosa. Inilah cinta tipe kedua bernama agape.
Seorang sahabat pernah berkata kepadaku, kenapa kau selalu mengulangi kesalahan yang sama? Kenapa kau selalu menderita dan tidak pernah memetik pelajaran?...
Aku menjawab enteng : itulah cinta. Dia tidak tersentuh akal rasional, dia pula yang pernah menghancurkan sebuah peradaban besar bernama Troy, yang menghipnotis seorang manusia setengah dewa bernama Archilles dari Sparta. Dia bukan sebuah alogaritma atau matematika yang bisa dirumuskan dan memiliki jawaban pasti. Demikian sekali lagi kutegaskan.
Tetapi, aku yakin, seperti yang ditulis dalam lagu ini, semuanya adalah sebuah proses yang panjang. Aku mengibaratkan hidup ini layaknya tanah liat. Dari sebuah benda tidak berharga, ia lalu dinjak-injak, dibentuk, diukir, dijemur dalam suhu yang bisa membuat kulitku melepuh. Tidak hanya berhenti di sana, aku lalu dipanggang di atas api panas yang membuat kita menjerit, ingin melepaskan hidup ini.
Tetapi, di ujung proses itu, akhirnya aku akan menjadi sebuah bejana berharga yang terbuat dari emas. Yang selalu memberi kesan berharga bagi pengunjung, apalagi yang memilikinya.
Dari situ, aku diingatkan Tuhan agar belajar menjadi matahari. Bukan selalu mendamba matahari. Memberi sinar cinta kasih kepada sesama, mereka yang memerlukan, tanpa harus ada pamrih. Indahnya...
Di titik itulah, dan aku yakin, pada akhirnya kita akan menemukan sejatinya cinta dan merasa bersyukur telah terpilih untuk melewati cobaan itu.
Hingga, di akhir frasa nantinya, dengan lega kita akan memaknai sepatah kata : indah pada waktunya!!!...
(sebuah renungan untuk anda yang selalu didera masalah dan merasa tidak dicintai seorangpun)
No comments:
Post a Comment