Sunday, July 13, 2008

Menguji Kesetiaan Merpati Lewat Balap



Menguji Kesetiaan Merpati Lewat Balap

Suasana tiba-tiba menjadi riuh begitu ”Tupai Jordan” menginjakkan kakinya di matras. Ia hanya berselisih cepat sekitar 1 detik dari lawannya : ”Limper”. Kedua nama ini disegani di kalangan penggemar burung merpati di wilayah Muararajeun, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung.

Secepat laju merpati pula, air dari ember menyambangi sang joki dan pemiliknya. Tiada yang lebih istimewa selain prosesi penyiraman air ini untuk ”menghormati” sang pemenang. Demikian cuplikan Lomba Balap Merpati yang diadakan puluhan penggemar burung merpati di Lapangan Baeli, Muararajeun, Minggu (6/7) siang.

Tiap dua minggu sekali, satu-satunya ruang terbuka di wilayah padat pemukiman penduduk ini dipadati para penggemar burung merpati tinggi, yaitu jenis diperlombakan berdasarkan ketangkasannya terbang cepat dan tinggi. Pemenang ditentukan dari berhasil tidaknya ia melesat cepat ke matras, yaitu target yang ditentukan.

Namun, sang merpati harus melewati bagian atas rintangan berbentuk segi empat untuk qualified. Padahal, batas rintangannya hanya seluas 11 x 11 meter persegi. Artinya, dalam kecepatan terbang 60 kilometer per jam, merpati bermanuver terbang 90 derajat ke bawah menuju matras. Cepat saja, tetapi gagal melewati rintangan, akan jadi percuma.

Hebatnya, burung merpati yang diterbangkan jauh dari jarak 1,75 kilometer ini dapat kembali ke tempat sasaran dengan tepat. Burung yang sudah jago, dihargai sangat tinggi. Tupai Jordan yang berumur dua tahun misalnya, pernah ditawar Rp 5 juta. Ia telah memenangkan lomba ini berkali-kali. Jika bisa menang lomba ”Perang Bintang” atau jago-jagonya merpati, harga akan terus meningkat mencapai puluhan juta rupiah.

Menurut Joy (41), penggemar merpati tinggi, diperlukan bakat si burung ditambah latihan, guna menghasilkan kemampuan bermanuver cepat dan tepat sasaran seperti yang dibutuhkan dalam lomba. ”Sejak umur satu tahun, burung dilatih dan dibiasakan diadu,” ujarnya. Agar dapat tepat sasaran, digunakan ”pemancing” yang tidak lain merpati betina sebagai pasangannya.

Tidak pernah ingkar janji

”Merpati tidak pernah ingkar janji. Ia akan selalu kembali ke pasangannya,” ucap Joy. Ucapannya memang beralasan. Merpati dikenal sebagai hewan monogami. Pasangan hanya sekali seumur hidup. Merpati tinggi atau balap biasanya telah dipasang-pasangkan mulai umur 6 bulan. Jika suatu ketika sang betina mati, mau tidak mau harus dicarikan pengganti yang sama baik bentuk, warna, ukuran, dan jenisnya. Kandangnya pun dibuat sepaket (bertingkat).

Burung merpati (columbia livia), menurut hasil riset Tim Guilford, peneliti dari Universitas Oxford, memiliki kemampuan navigasi alami melalui bantuan gravitasi bumi dan cahaya matahari. Layaknya alat global positioning system (GPS) yang berbasis satelit di kendaraan bermotor. Inilah yang menjawab mengapa merpati bisa menentukan lokasi rumah dan pasangannya secara tepat.

Menurut Abah Ajim, Ketua Paguyuban Penggemar Merpati Baeli, tradisi lomba merpati di Baeli ini diturunkan sejak lama. Merpati menjadi alternatif hiburan murah dan menyenangkan. Komunitas penggemar merpati di Baeli ini mencapai 150 orang. Mereka terdiri dari beragam profesi mulai pengusaha sablon, tukang jahit, satpam, polisi, penjaga warung, sampai tukang jajanan. Mereka berdatangan dari berbagai daerah di Bandung.

Flu burung

Dalam sekali perlombaan, pemenang bisa membawa pulang hadiah berupa uang tabungan Rp 500 ribu atau televisi 21 inci. Biaya pendaftaran lomba Rp 16 ribu. Namun, ia membantah, hobi ini ibaratnya judi. ”Hadiah itu mah sekedar hiburan. Kalau merpati kita bisa juara terus kan otomatis harganya mahal. Dan, bangga,” ujar Ajim.

Mengingat berharganya merpati, pemeliharannya pun tidak sembarangan. Burung ini pun diberi suplemen berupa jamu-jamuan sebelum bertanding. Juga, rutin divaksin tiap tiga bulan sekali. Kandangnya pun dibersihkan tiap minggu. Tujuannya itu menjaga kebugaran merpati sekaligus menghindari flu burung.

Yogi Aditya (20), mewakili kaum remaja, pun tidak ragu menekuni hobi merpati ini. ”Lebih positif daripada hobi yang macam-macam (negatif),” tutur mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Kota Bandung ini. Sebuah bukti, hobi ini melintasi batas usia, golongan ekonomi, dan wilayah.(Yulvianus Harjono)

Thursday, July 10, 2008

The Tunguska Event--100 Years Later


The Tunguska Event--100 Years Later


June 30, 2008: The year is 1908, and it's just after seven in the morning. A man is sitting on the front porch of a trading post at Vanavara in Siberia. Little does he know, in a few moments, he will be hurled from his chair and the heat will be so intense he will feel as though his shirt is on fire.

That's how the Tunguska event felt 40 miles from ground zero.

Today, June 30, 2008, is the 100th anniversary of that ferocious impact near the Podkamennaya Tunguska River in remote Siberia--and after 100 years, scientists are still talking about it.

"If you want to start a conversation with anyone in the asteroid business all you have to say is Tunguska," says Don Yeomans, manager of the Near-Earth Object Office at NASA's Jet Propulsion Laboratory. "It is the only entry of a large meteoroid we have in the modern era with first-hand accounts."

see caption

Above: Trees felled by the Tunguska explosion. Credit: the Leonid Kulik Expedition. [more]

While the impact occurred in '08, the first scientific expedition to the area would have to wait for 19 years. In 1921, Leonid Kulik, the chief curator for the meteorite collection of the St. Petersburg museum led an expedition to Tunguska. But the harsh conditions of the Siberian outback thwarted his team's attempt to reach the area of the blast. In 1927, a new expedition, again lead by Kulik, reached its goal.

"At first, the locals were reluctant to tell Kulik about the event," said Yeomans. "They believed the blast was a visitation by the god Ogdy, who had cursed the area by smashing trees and killing animals."

While testimonials may have at first been difficult to obtain, there was plenty of evidence lying around. Eight hundred square miles of remote forest had been ripped asunder. Eighty million trees were on their sides, lying in a radial pattern.

"Those trees acted as markers, pointing directly away from the blast's epicenter," said Yeomans. "Later, when the team arrived at ground zero, they found the trees there standing upright – but their limbs and bark had been stripped away. They looked like a forest of telephone poles."

Such debranching requires fast moving shock waves that break off a tree's branches before the branches can transfer the impact momentum to the tree's stem. Thirty seven years after the Tunguska blast, branchless trees would be found at the site of another massive explosion – Hiroshima, Japan.

Kulik's expeditions (he traveled to Tunguska on three separate occasions) did finally get some of the locals to talk. One was the man based at the Vanara trading post who witnessed the heat blast as he was launched from his chair. His account:

Suddenly in the north sky… the sky was split in two, and high above the forest the whole northern part of the sky appeared covered with fire… At that moment there was a bang in the sky and a mighty crash… The crash was followed by a noise like stones falling from the sky, or of guns firing. The earth trembled.

see captionThe massive explosion packed a wallop. The resulting seismic shockwave registered with sensitive barometers as far away as England. Dense clouds formed over the region at high altitudes which reflected sunlight from beyond the horizon. Night skies glowed, and reports came in that people who lived as far away as Asia could read newspapers outdoors as late as midnight. Locally, hundreds of reindeer, the livelihood of local herders, were killed, but there was no direct evidence that any person perished in the blast.

Above: The location of the Tunguska impact.

"A century later some still debate the cause and come up with different scenarios that could have caused the explosion," said Yeomans. "But the generally agreed upon theory is that on the morning of June 30, 1908, a large space rock, about 120 feet across, entered the atmosphere of Siberia and then detonated in the sky."

It is estimated the asteroid entered Earth's atmosphere traveling at a speed of about 33,500 miles per hour. During its quick plunge, the 220-million-pound space rock heated the air surrounding it to 44,500 degrees Fahrenheit. At 7:17 a.m. (local Siberia time), at a height of about 28,000 feet, the combination of pressure and heat caused the asteroid to fragment and annihilate itself, producing a fireball and releasing energy equivalent to about 185 Hiroshima bombs.

"That is why there is no impact crater," said Yeomans. "The great majority of the asteroid is consumed in the explosion."

Yeomans and his colleagues at JPL's Near-Earth Object Office are tasked with plotting the orbits of present-day comets and asteroids that cross Earth's path, and could be potentially hazardous to our planet. Yeomans estimates that, on average, a Tunguska-sized asteroid will enter Earth's atmosphere once every 300 years.

"From a scientific point of view, I think about Tunguska all the time," he admits. Putting it all in perspective, however, "the thought of another Tunguska does not keep me up at night."

Editor: Dr. Tony Phillips | Credit: Science@NASA

Yulvi Wrote :
Not yet analyze...

Tuesday, July 8, 2008

Masa Depanmu Ditentukan dari "Gaya"-mu



Masa Depanmu Ditentukan dari "Gaya"-mu


Sengaja saya pasang judul "eye catching" di atas. Layaknya feature2 yang biasa saya buat : iconic dan "eye catching".
Hari Minggu (6/7) lalu, seperti biasa, saya menyaksikan Oprah Winfrey Show yang ditayangkan rutin Metro TV (satu2-nya stasiun televisi yang saya tonton harian). Kebetulan, tema di edisi kali itu sangatlah menarik. Membicarakan tentang manajamen dan perencanaan keuangan keluarga.
Suze Orman, ahli finansial kenamaan USA, kebetulan tampil sebagai pembicaranya. Kehadirannya cukup menjadi jaminan betapa berbobotnya tayangan talkshow terpopuler di negeri paman sam ini.
Tentunya, selain kehadiran sang host yang lugas nan jenaka-Oprah sendiri.
Inti dari episode Oprah Show kali ini menekankan betapa pentingnya prinsip kehati-hatian dalam mengatur cash flow dan balance keuangan Anda. Pintar atau tidaknya anda mengalokasi keuangan ternyata bergantung erat dengan paradigma dan gaya hidup anda, baik isteri/suami.
Menginjak ke cerita (seperti layaknya pertunjukkan Oprah). Kisah pertamanya menghadirkan keluarga dari sebuah wilayah pinggiran di California. Kota dengan biaya hidup termahal di USA, bahkan dunia! Betapa tidak, neg bagian markas industri film Hollywood ini adalah satu2nya di USA yang memungut pajak hingga 5-10 persen utk warganya.
Pasangan (lupa namanya) yang dikarunai enam anak ini hidup ala "jestsetter". Tinggal di rumah seharga sekitar USD 650 ribu (Rp 6 miliar). Penghasilan sang suami USD 60 ribu per tahun atau Rp 570 juta per tahun. Gilanya, diungkap dalam show itu, biaya hidup mereka ini bisa mencapai 1,5 miliar per tahun!!! Atau, tiga kali lipat dari penghasilan suaminya....
Penyebabnya, tidak lain, adalah gaya hidup mewah dan budaya tampil sang isteri. Hampir tiap hari, sang isteri mengajak anak2nya utk menghabiskan waktu belanja di mall. Belum lagi, urusan kecantikan di salon. Utk keperluan tanaman penghias ruangan saja misalnya, bisa dihabiskan dana Rp 70 juta!!....Belum lagi, kebiasaannya dan anak2nya mengunjungi Starbucks saban hari. Utk yang satu ini saja, ia setidaknya merogoh kocek Rp 5 juta per bulan!!
Dengan gaya hidup yang mewah ini, terungkap bahwa sang isteri ini berutang dana USD 135 ribu (Rp 12 miliar) dan hutang kredit USD 50 ribu (Rp 500 juta)....
Lebih parahnya, sang isteri mengatakan, "Sebetulnya, hanya di luar kami keliatan mewah. Tapi, di dalamnya tidak sama sekali." Betapa tidak....Anak2nya itu rata-rata hanya punya tiga - empat potong baju di lemari yang cukup besar!!! Ini akibat kebiasaan buruk sang ibu yang suka sekali melelang atau mengobral baju2 lama dengan harga USD 1 per potong! Utk dicairkan lagi sebagai dana tambahan membeli yang baru....
Lebih ironisnya, tdk ada satu pun anaknya yang di-cover asuransi kesehatan!!! Komoditi paling berharga di negara-negara maju macam USA dan Amerika...Padahal, dua dari enam anaknya itu diketahui punya kelainan bawaan..
Dalam acara itu, Oprah sampai berkata:"Baru kali ini saya menemukan orang seperti ini"....
Bayangkan, Oprah yang menghasilkan 275 juta dollar per thn pun bisa terheran-heran (bisa dibayangkan???....
Suze Orman pun menaruh skala kesulitan keuangan mereka dalam angka 1.000 (padahal, hanya ada skala 10)..."Sangat mengkhawatirkan. saya tidak bisa membayangkan apa akan yang terjadi pada keluarga ini tiga empat tahun ke depan," Mereka ini terancam jatuh miskin, terbelit utang, dan menjadi gelandangan, bilamana sang ayah yang menjadi tulang punggung keluarga tiba-tiba dipanggil Tuhan. Sementara, tdk ada satu pun polis asuransi atasnya. "Saya sungguh2 heran. Padahal hanya dengan premi asuransi 50 USD per bulan, anda mendapat perlindungan jutaan dollar ke depan," demikian katanya di depan kamera.
Ia pun menyarankan keluarga ini untuk pindah ke Seattle. Sang isteri pun diminta bekerja di Starbucks dengan alasan itu tempat favoritnya dan ia bisa mencari pemasukan tambahan buat keluarga.
Dalam talk show ini, Suze menganalisis, gaya hidup seseorang amat memengaruhi masa depan. "Kita bukan korban dalam masalah ini. Melainkan, sang pencipta dari keadaan itu sendiri," ucap author best seller Women and Money : Owning The Power To Control Destiny ini..Ia pun juga mengungkapkan keherannya, seringkali gaya hidup mewah dan budaya tampil ini dilakukan satu orang atau pasangan semata demi mengesankan orang lain. "Parahnya, orang lain itu seringkali justru tidak kita kenal," katanya.
Yap, kitalah yang menentukan masa depan kita sendiri...Sebagaimana kuat mengendalikan diri, menahan ego utk tampil sederhana dan berorientasi ke depan...
Sengaja saya cuplik kembali kata mutiara dari salah satu idola saya P.K Ojong: "Hidup Sederhana, Berpikir Mulia...."
Sungguh saya resapi dalam-dalam makna ini. Bagi saya sendiri, kekayaan materi erat kaitannya dengan gaya hidup. Ada tiga cara menjadi orang kaya menurut pepatah :
1. Menikahlah dengan orang kaya.
2. Mendapat warisan
3. Rajin menabung dan berinvestasi
well, utk kasus ini saya lebih percaya dengan yang nomor tiga. Di era skrg ini, ada banyak pilihan utk investasi. Mulai dari high risk high cost macam reksadana, middle risk macam emas, hingga yang low risk high cost macam property. Puji Tuhan, saya sudah mencapai yang terakhir ini dlm waktu singkat....Meski, cukup mencekek juga. Pengorbanan besar utk kenikmatan besar di masa depan....
Mengingat, laju inflasi tdk akan bisa mengejar kenaikan harga property yang rata-rata di atas 15 persen per tahun. Bunga deposito pun tdk akan sebesar ini. Belum, nilai tambah macam sewa atau kontrak....
Jadi, selamat berinvetasi. Jangan segan jatuhkan pilihan anda pada properti!!!
Tidak lupa, cari isteri/suami yang pintar memanajemen keuangan...hehehe

Salam,
Yulvi



Monday, July 7, 2008

Menangkap Sinyal Lawan Jenis

Menangkap Sinyal Lawan Jenis


Bagi beberapa orang, menjalin hubungan dengan lawan jenis merupakan hal yang mudah. Namun tidak sedikit orang yang mengalami masalah serius dalam hal ini, yang sebagian besar disebabkan karena kurangnya pemahaman yang benar. Berikut ini 7 kesalahan umum yang sering terjadi:

1. Kita salah mengartikan perhatian dari lawan jenis

Seringkali dibawah tekanan rasa frustasi atau putus asa yang sering dialami saat kita ingin memiliki pasangan atau menikah, banyak para single yang bereaksi secara berlebihan terhadap perhatian apapun dari lawan jenis, terutama jika seseorang tampak menarik bagi mereka. Misalnya, jika seorang pria melihat seorang wanita dua kali, wanita itu bisa berpikir bahwa pria ini menyukainya. Sedangkan jika seorang wanita menghampiri seorang pria dan duduk bersamanya dalam suatu acara, pria ini berpikir wanita itu memberinya "lampu hijau".

Kesalahan dalam mengartikan perhatian inilah yang sering menjadi masalah utama bagi para lajang pria dan wanita untuk memiliki hubungan pertemanan atau persaudaraan yang murni. Keduanya lebih memilih untuk berjaga-jaga, mengamati dan mengartikan sinyal-sinyal, daripada berpikir bahwa mereka dapat menikmati percakapan dan keberadaan sebagai teman tanpa ketertarikan romantis.

Banyak single Kristen bahkan menikmati untuk mengirim sinyal-sinyal kepada orang lain lalu di kemudian hari menyangkalnya. Bagaimanapun juga, sikap tersebut lahir dari ego mereka, dengan berasumsi bahwa orang itu sudah berada di dalam pengaruhnya, dan berpikir mungkin satu saat mereka dapat mendekati orang tersebut, meskipun sebenarnya mereka tidak merasa benar-benar tertarik. Mereka menyamarkan tindakannya dengan mengatakan pada semua orang, bahkan juga di depan orang yang bersangkutan bahwa mereka hanya berteman, agar perkataan itu dapat dipakai sebagai dalih jika mereka ingin menjauh dari hubungan tersebut. Sinyal-sinyal yang mereka kirimkan benar-benar menyebabkan salah paham. Dan tindakan tersebut jelas-jelas menyakiti hati orang lain dalam proses memberi makan ego mereka.

2.
Kita berharap terlalu banyak dan bertahan terlalu lama dalam suatu hubungan

Bantulah dirimu sendiri dengan mengakui bahwa kamu mempunyai ketergantungan emosional yang kita sebut "cinta" atau bahkan mengakui bahwa kamu benar-benar mencintai seseorang. Namun akuilah dengan penuh kesadaran bahwa kamu sedang menjalani hubungan yang salah dan keluarlah dari sana.

Bagaimana kamu bisa keluar? Dengan mengambil langkah tegas, seperti yang Yesus katakan dalam Matius 5:29-30. Jika kamu sedang berada dalam suatu hubungan dan diperlakukan dengan tidak hormat, sembrono, atau tidak sepantasnya, maka itu adalah tanda bahwa kamu sudah bertahan terlalu lama dan berharap terlalu banyak. Jika kamu berharap dia akan berubah, berarti kamu tidak tahu banyak tentang kecenderungan manusia. Selama dia bisa tetap menjalani hubungan ini dengan memperlakukanmu seenaknya, sepertinya sikapnya tidak akan berubah. Jika kamu tidak bahagia dengan perlakuan yang kamu terima dari seseorang sebelum menikahinya, yakinilah bahwa setelah menikah, perlakuan yang kamu terima akan sama bahkan lebih buruk.

3.
Kita tidak selalu pintar membaca sinyal berbahaya dalam suatu hubungan

Seringkali para single memiliki pilihan-pilihan yang buruk dalam beberapa hubungan yang mereka jalani. Namun kelihatannya mereka tidak bisa melihat sinyal-sinyal yang berbahaya, bahkan sering kali mereka memang tidak mau melihatnya. Ingatlah bahwa saat emosi kita terlibat dalam suatu situasi, kita bisa sangat mudah kehilangan perspektif. Kamu tidak dapat mempercayai emosi. Karena begitu emosi mengalir dan perasaan-perasaan romantis mulai memenuhi kepalamu, kamu dapat kehilangan perspektif dalam waktu singkat.

Inilah beberapa sinyal yang berbahaya:

    • Perbedaan usia yang signifikan

Hal ini bervariasi, bersifat individual, dan tergantung pada jarak usia yang terlibat. Walaupun perbedaan usia tidak selalu menjadi suatu masalah, namun ini adalah satu hal yang perlu dipertimbangkan dengan sangat hati-hati.

    • Perbedaan latar belakang keluarga

Faktanya tidak ada 2 keluarga yang benar-benar mirip. Namun lihatlah dasarnya: nilai-nilai apakah yang diajarkan oleh kedua keluarga? Jenis hubungan seperti apa yang ada di antara masing-masing anggota keluarga? Beberapa keluarga sangat dekat satu sama lain sementara yang lainnya tidak.

    • Perbedaan prioritas kehidupan rohani

Jika satu orang dalam sebuah hubungan mempunyai prioritas yang lebih tinggi dalam kehidupan rohani dibanding pasangannya, ini adalah sebuah sinyal yang benar-benar berbahaya dan tidak seharusnya diabaikan. Biasanya jika kamu terlibat dengan seseorang yang "temperatur" rohaninya dibawahmu, kamu tidak akan membawa mereka naik ke levelmu, tapi kamu yang akan turun ke level mereka. Hal ini sudah sangat sering terjadi.

4.
Kita terlalu cepat dan terlalu jauh terlibat secara fisik
Di sinilah kita harus waspada terhadap filosofi dunia yang berusaha mempengaruhi pikiran kita tentang aspek fisik dalam sebuah hubungan. Kita telah diperingatkan dalam Roma 12:1-2. Saat kita menganggap bahwa hubungan seks sebelum menikah adalah wajar, kita akan berakhir seperti dunia.

Jika kamu tetap ingin menjaga kemurnian diri dalam kehidupan seksual dan mempertahankannya untuk satu orang dari Tuhan, bagaimanapun juga kamu membutuhkan disiplin untuk menjaga kontak fisik yang minimum. Kamu tidak dapat mempercayai reaksi kimia tubuhmu. Sekali reaksi ini berjalan terlalu jauh, maka akan sangat sulit untuk kembali mengendalikannya. Maka sangatlah penting untuk menjaga kontak fisik tetap pada level minimum.

5.
Kita berpikir bahwa satu-satunya persyaratan yang penting adalah pasangan kita seorang Kristen

Hanya karena seseorang itu Kristen dan cukup baik, belum tentu bahwa dialah satu-satunya orang yang dengannya kita akan bahagia dan menikah. Adalah penting jika kamu mempertimbangkan baik-baik tentang hubunganmu sebelum memutuskan untuk menikah. Pertimbangkan bahwa emosimu terlibat dan karenanya mungkin perspektifmu tidak begitu terfokus. Mintalah pertimbangan lain dari orang-orang yang dapat dipercaya. Lakukan apa yang dapat kamu lakukan untuk mengetahui apa yang akan kamu jalani sebelum kamu melangkah ke dalamnya. Juga dengan pertimbangan-pertimbangan apakah seseorang ini adalah pasangan yang tepat bagimu.

6.
Kita membawa daftar kriteria tentang pasangan ideal dan menilai orang lain dengan egois dan terlalu cepat
Tidakkah mengagumkan bahwa Tuhan kita sanggup berurusan dengan segala perbedaan dan "keanehan" kita? Dia tidak mencari "robot" Kristen yang mempunyai penampilan dan perilaku yang mirip dalam semua hal. Kita memang mempunyai prinsip-prinsip Firman yang sama untuk diterapkan dalam kehidupan kita, namun di antara prinsip-prinsip tersebut, terdapat banyak ruang untuk keunikan individual dan kepribadian.

Banyak single yang kelihatannya mempunyai daftar panjang kriteria untuk pasangan yang ideal. Dan alasannya mungkin sebagai reaksi dari banyaknya pernikahan yang gagal di sekitar kita. Sepertinya mereka mengamati kita dengan sangat jeli, memastikan bahwa kita dapat memenuhi kebutuhan mereka. Mempunyai panduan dalam menjalin hubungan sangat berguna untuk mencegah kita membuat keputusan yang berdasarkan emosi semata. Namun menilai seseorang untuk alasan yang egois adalah sesuatu yang terlalu jauh.

7.
Kita berpikir bahwa keadaan apapun lebih baik daripada sendirian

Kita memang memiliki kebutuhan dasar untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Namun tidak benar bahwa kesendirian adalah kondisi terburuk di dunia. Perhatikanlah bahwa kesendirian tidak sama dengan kesepian. Banyak orang takut sendirian karena bagi mereka kesendirian sama dengan kesepian. Mereka belum belajar untuk mengisi waktu mereka dan mengalami kesendirian sebagai waktu yang berharga dan menyegarkan untuk mereka.

Kesepian adalah sebuah perasaan. Kita pasti pernah mengalaminya di saat-saat tertentu. Namun menjalin hubungan dengan lawan jenis semata-mata hanya untuk menggantikan rasa sepi itu adalah satu kesalahan besar. Ada hal-hal yang lebih buruk dari kesepian, dan dengan kasih karunia Tuhan, kita tidak perlu dikalahkan oleh rasa kesepian. Dia dapat mengambil kesendirian kita dan mengubahnya menjadi waktu yang produktif dan indah bersamaNya.

Walaupun kamu sendirian, tidak berarti kamu adalah orang yang tidak cocok dengan lingkungan sosial. Jangan mau tenggelam dalam kebohongan yang membuat kita putus asa. Saat kita merasa putus asa, kita bertindak dengan irasional. Kenali kebutuhanmu akan interaksi sosial dan rencanakanlah sesuatu. Kamu tidak harus berkencan untuk mendapatkan teman atau agar kamu tidak merasa sendirian. Bergabunglah dengan teman-temanmu dalam suatu komunitas dan luangkanlah waktumu untuk berada bersama-sama dengan mereka. Kenalilah dan terimalah mereka apa adanya, maka kamu akan menemukan bahwa rasa kesepian itu telah pergi.

(written by anonymous)

Yulvi Wrote :
Thank Rei my brother for ur post....!
Betul2 sangat bermanfaat nih materi posting-nya. Menjadi sedikit clue bwt kita memahami teka-teki perasaan lawan jenis. Misteri yang kadang lebih sulit dari mengungkap tabir kemunculan alam semesta...hehe.(jus't a joke).
Materi posting ini membantu. Betul2 aktual dgn yg kita hadapi sehari-hari, bahkan saya saat ini.
Tidak setiap orang memang punya kemampuan mengartikan sinyal dan mencari kebenaran di dalamnya...Yang jadi persoalan, kadang kawan atau lawan jenis kita itu mengirim sinyal yang artifisial semata gengsi atau politik sosial Atau, lebih parahnya, kita salah mengartikan sinyal yang ditangkap semata akibat kurangnya pengalaman atau justru ketidakpekaan kita.
Ketegasan, itulah kuncinya. Tahu dan sadar utk membuat batasan. Sehingga, tdk membuat orang lain salah paham dan akhirnya terluka. Seperti yg ditulis di artikel di atas.
Selamat membaca sinyal!!

Sunday, July 6, 2008

Cinta Agape Mentari dan Awan


Cinta Agape Mentari dan Awan


Awan jingga sesungguhnya tidak akan pernah pergi...

Ia akan selalu ada di langit strato, ditemani semilir angin sejuk yang selalu dirindukannya...

Ia tidak akan pernah melupakan sang mentari jingga yang telah membuatnya ada...

Tanpa cahaya sang mentari, tidak akan mungkin awan itu tercipta di bumi...

Tapi, Tuhan telah menakdirkan mentari utk membuat awan yg indah itu menjadi tiada....

Karena, dengan tiadanya awan, akan tercipta kehidupan baru di jagat bumi.

Menjelma menjadi air, elemen dasar bagi bibit-bibit kehidupan tumbuh. Menjadi pelipur lara bagi mereka yang dahaga....

Pada akhirnya, karena matahari pula, air-air murni dan terbening yang muncul dari hara akan menjadi energi untuk terciptanya lagi awan-awan baru.

Demikian adanya siklus kehidupan....

Sebuah cinta bernama agape. Dia tidak akan pernah bisa memiliki. Namun, akan selalu memberi...

Dia bukan perpisahan, melainkan pertemuan.

(Poem by Yulvianus Harjono. Dedicated to mentari jingga)

Wednesday, July 2, 2008

Alone at Last....??!!

Alone at Last....

Tiga kata ini saya tulis besar-besar di profil YM, mulai Rabu (2/7) sore. Gak sampai dua jam, bbrp kawan langsung mengomentari. Mngkn mereka heran, tidak lazimnya saya menaruh status appearence di YM. Ato, emang judulnya "eye catching" Mengusik rasa penasaran...
Mencerminkan diri saya secara aktual bbrp hari terakhir, yang pasti.
Well, jawabannya dalam bentuk sorting neh. Saya paparkan sebagai berikut bwt kawan2 yang penasaran:
1)Alone at my Desk. Desk ini adalah istilah lain dari rubrik atau halaman tempat saya bertanggung jawab secara profesional selaku reporter. Dengan kata lain, beberapa hari terakhir ini memang saya harus kerja pontang-panting di Desk Humaniora Lembar Jabar. Dan, itu sendirian saya kerjakan bbrp hari terakhir. Beberapa rekans yang sebelumnya ditugaskan utk membantu tampaknya juga kewalahan dgn bid-nya masing2. Menyusul kepergian rekans yang teramat hebat utk menimba ilmu di universitas terbesar di negeri ini.
Padhl, bulan Juni-Juli ini sangat banyak isu bid humaniora yg muncul. Mulai dari ujian nasional, UNPK, Penerimaan Siswa Baru, SNMPTN, penerimaan mahasiswa, drafting Raperda Pendidikan, dll yg secara setting (agenda). Tidak boleh ngeluh memang. Tapi, kenyataannya, bid yg di koran lain (daearah) dipegang ma lima orang harus digarap sec solo. Di media saya, saya, rekan dan redaktur memang harus bekerja ekstra keras...Mendorong limitnya, terutama dalam kondisi darurat macam ini. Beban kerjanya triple, nasional, daerah, dan cyber media. Tapi, bersyukur, tenaga saya dibutuhkan maksimal.
2)Alone at Last. Sebuah grup band musik indie dari kota kembang yang beraliran EMO. Well, tdk sembarangan saya sengaja mengutip judul grup band aliran progresif ini. Tapi, bukan hard core-nya yang saya cuplik. Melainkan, jiwa ekspresionis mereka. Keberanian menuangkan emosi dan idealisme mereka dalam sebuah musik. Tidak terjerat dlm paham major label atau musik "pesanan" bergaya populer yg makin menjamur di republik ini....
Yap, dua bulan terakhir ini, saya memang tengah EMO, membiarkan pikiran ini larut terbawa dalam suasana hati dan perasaan. Jiwa melankolic saya tampil mendominasi. Sampai-sampai, seorang sahabat dari masa kecil yg amat peduli saya, Ontanggabe, keras mengkritik. But, this is me my dearest fren...Sometimes, everyone need to be understand, not to blame. Event, he is a complicated guy just ike me.
3)Alone at status. Yeah, i feel free...jombloers...Setelah serangkaian bulan yang menghipnotis, perasaan terharu biru, akhirnya saya kembali pada satu titik ini. Tidak ada penjelasan berikut. Top secret...



Tuesday, July 1, 2008

Menakar Mental "Kere" Warga RI

Menakar Mental "Kere" Warga RI

Tulisan berikut ini bisa jadi sangat subyektif, dari sudut pandang Yulvi, yang hatinya lagi jengkel usai peristiwa di malam pergantian bulan.....

Selasa (30/6) malam. Menjelang waktu pergantian di bulan teristimewa buat saya....
Arloji menujukkan pukul 22.30-an, setiba di kos dari kantor. Kawan saya (bapak kos sebetulnya, cuman masih muda dan pangkeh) sudah memberi isyarat "hang out", begitu saya menenteng handuk menuju kamar mandi.
"Jul, mie ayam yuk," seru dia dari bawah (saya ada di Lt.2).
Hang out di sini adl istilah buat saya dan rekan-rekan di kos utk sekedar nongkrong mengisi waktu tengah malam di burjo atau warung makan kaki lima lainnya. Maklum, sesama anak kos dan "prajurit malam?...hehehe...(jadi curhat daily live neh...hehehe). Bocoran2...
well, waktu dan tempat disepakati...Segeralah kami meluncur, menunggang kuda besi berwarna biru...
Emang dasar jodoh (nasib ato apes?)...rencananya mau mampir ke tukang bakso solo, tiba2 aja pilihan saya jatuhkan ke warung Sate Padang di pinggir Jalan Suci (deket Jalan Jalaprang)...Motor diparkir tepat di depan warung, plus helm2nya...Situasi aman, motor dan perabotannya (???) masih dalam jangkauan pandangan mata...
Belum sampe sate hangat itu dihidangkan, tiba2 saya tersentak. Dengan sekejap, tiba-tiba dua pengendara motor (satunya boncengan), langsung menyambar helm fullface kesayangan saya. Campur aduk kaget, tidak percaya (kok orang nekat yak..?), apalagi itu di depan mata. Saya tdk langsung mengejar. Setelah "sadar", dipanas2i si tukang jualan di sekitarnya, barulah saya geber motor dan mengejar (tapi jangan bayangin film Ghost Rider ya?...hehe)...Ternyata, dah ngacir...Apes!!
Kesimpulannya : Ini sudah helm ketujuh saya yg hilang di kota kembang ini yang sebetulnya warganya sopan2 dan manis2. Bbrp thn lalu, helm serupa dicolong alias dimaling meski sudah saya kunci di bawah jok. Emang dasar maling punya sejuta akal, talinya itu diputus!!! Yang bikin saya heran, kejadian itu hilang di kampus Unpad Dipati Ukur-tempat orang digembleng mental dan akademisnya???.....Kejadian2 helm lainnya yang ilang mayoritas karena kelalaian dan terlalu percaya : taruh di motor tanpa dikunci dan raib digondol orang2 tdk beretika sekali lagi....
Dongkol, jengkel, mengutuki diri sendiri yang ceroboh....
full!Tempat yg kita rasa aman justru jadi titik terlemah kita untuk waspada...Ini pesan moral yang muncul dalam peristiwa ini. Sebagai gambaran penguat, sehari sebelum saya kecolongan helm yg menjadi penunjang kerja dan aktivitas sehari2 saya selaku "tukang keliling", rekan seprofesi dan juga apesnya se-kos juga, kehilangan HP Dopot seri terbaru yang dibelinya dengan gaji sebulan!!....Edannya (pisan!), HP itu ilang di kamar kos, saat doi tengah terlelap di pagi hari...Serupa seperti kasus lainnya, ini terjadi karena kelalaiannya mengunci kamar....
Saya yakin, Anda pun sedikit banyak pernah mengalami hal-hal serupa macam ini. Mulai dari kecopetan, kena tilep helem, kecolongan HP, mpe kena rampok. Terlepas kajian kriminologi, rentetan peristiwa macam ini bagi saya menunjukkan betapa memprihatinkannya mental sebagaian warganegara ini. Mental iri, oportunis, pragmatis dan menghalalkan segala cara. Atau, dengan kata lain, bermasalah dalam living values.
Seringkali kita tidak menyadari, mental2 macam ini telah mendarah daging. Betapa seringnya kita iri saat kawan sendiri mencapai sukses,Tidak jarangnya kita menyogok polisi saat kita kena tilang di jalan, hingga membeli "kerja" saat melamar pegawai negeri....Barangkali, mental utk memiliki hal atau barang yg tidak seharunya kita punya inilah yang menjadi biang merajalelanya praktik KKN di negeri ini. Padahal, aturan KUHP dan berbagai staatblad dari zaman Belanda dlu mengharamkan yg namanya praktik pencurian hingga KKN. Tetapi, apa daya?...
Melakukan mulai dari hal-hal kecil saja tidak takut, apalagi yang besar?....Dengan iming-iming tumpukan rupiah yang jauh lebih besar?....
Jika mental ini tidak segera dibenahi, berpulang dari diri sendiri, saya pesimis, negara ini dapat tumbuh dan berkembang layaknya gemeinschaft di negara lain. Gak usah menilik Jepang, RRC, atau Malaysia...Terlalu naif!...Jika perubahan itu tdk dimulai dari diri sendiri. Di negara lain, iri atau inferioritas diarahkans ecara positif untuk melecut semangat bersaing. Suskes dicontohkan Jepang dan RRC...
Satu-satunya yang bisa diandalkan adalah titah agama. Di agama saya, jelas-jelas mental priyayi macam di atas itu amat dibenci Tuhan. "Janganlah mengingini rumah sesamamu. Dan, jangan pula mengingini isterinya..." demikian sabda Tuhan di dalam 10 Perintah Allah yang disampaikan melalui Musa....
Tapi, selain berdoa, satu-satunya cara efektif menangkali diri dari dampak negatif orang-orang bermental kere ini adalah WASPADA....
waspada..waspada, kejahatan muncul juga karena kesempatan....!!!!